Hal Tentang Ilmu Budaya Dasar
Hal Tentang Ilmu Budaya Dasar
Secara dasar, Ilmu Budaya Dasar
adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberiakn pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah
masalah manusia dan kebudayaan
Istilah ilmu budaya dasar
dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitism yang
berasal dari istilah bahasa inggris “the humanities” yang juga berasal dari
bahasa latin “humanus”yang artinya manusia .
Ilmu Budaya Dasar semata mata
sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap aspek aspek
budaya ,baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya amupun yang
menyangkut dirinya sendiri .Untuk bisa menyangkut tujuan tersbut IBD diharapkan
dapat :
1. Mengusahakan penajaman
kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya ,sehingga dapat menyesuaikan diridengan
lingkumgam yang baru
2. Memberi kesempatan mahasiswa
untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan kebudayaan
3. Mengusahakan agar mahasiswa
tidak jatuh kedalam sifat sifat kedaerahan dan pengkotkan disiplin ilmu yang
ketat
4. Mengusahakan wahana komunikasi
para akademi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain ,supaya para
akademisi mampu berkomunikasi dengan lebih lancar
IBD Sebagai Mata Kuliah Dasar
Umum
Secara khusus MKDU bertujuan
untuk:
Berjiwa pancasila
Takwa terhadap Allah swt
Memiliki wawasan luas tehadap
budaya Indonesia
Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan
kebudayaan.
Istilah ilmu budaya dasar
dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang
berkaitan dengan nilai – nilai yaitu nilai – nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengatakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan
dalam tiga besar, yaitu:
·
Ilmu-ilmu
alamiah (natural science)
·
Ilmu-ilmu
social (social science)
·
Pengetahuan
budaya (the humanities)
Tujuan
Ilmu Budaya Dasar
Tujuan Ilmu Budaya Dasar adlah
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikal terhadap nilai – nilai
budaya, baik yang menyagkut orang lain dan alam sekitarnya. Untuk bisa
menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat:
Menajamkan kepekaan terhadap
lingkungan budaya sehingga lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
baru terutama dalam keoentingan pekerjaan.
Memperluas pandangan terhadap
masalah manusia dan budaya serta mangembangkan pola piker terhadap persoalan
yang menyagkut kedua hal tersebut.
Memperluas ruang lingkup
pendidikan
Memperluas wawasan komunikasi
Ruang Lingkup IBD
Masalah pokok untuk menentukan
ruang lingkup IBD adalah:
Aspek kehidupan yang merupakan
ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya,baik dari segi keahlian (disiplin) didalam pengetahuan
budaya maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam
pengetahuan budaya.
Hasil manusia yang universal akan
tetapi beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayan masing – masing zaman dan
tempat.
Pokok bahasan yang dikembangkan
adalah:
Manusia dan cinta kasih
Manusia dan keindahan
Manusia dan penderitaan
Manusia dan keadilan
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan tanggung jawab
Manusia dan kegelishan
Manusia dan harapan
Ilmu budaya dasar bukan ilmu
sasatra,tari, filsafat, dan ilmu lain. IBD menggunakan karya – karya yang
terdapat dalam pengetahuan budaya untuk mendekati masalah kemanusiaan dan
budaya.
Manusia
& Kebudayaan
A. Manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan
salah satu ikatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun
menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian –
kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah manusia itu
sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan yang unik dan dapat di
pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di pandang sebagai kumpulan dari
partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system (ilmu kimia).
Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia (ilmu
biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu
sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas,
tentu membuat kita sulit untuk menjawab pertanyaan tentang manusia, oleh karena
itu kita akan menerangkan siapa itu manusia berdasarkan unsur-unsur yang
membangunnya. Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan
unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia terdiri dari empat unsur yang
saling terkait, yaitu:
a. Jasad : badan kasar manusia
yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat : mengandung unsur hidup,
yang di tandai dengan gerak.
c. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang
bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang
bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan,
yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang
mengandung tiga unsur, yaitu:
Id, merupakan struktur kepribadian yang paling
primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional
dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses
ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik
secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi
atau khayalan.
Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan
kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego
diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu
dan dua tahun.
Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira
pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat
tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman
terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
B. Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan
sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain.
Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta
hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat
digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar
mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah
satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup
berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
C. Kepribadian Bangsa
Timur
Manusia mendiami wilayah yang
berbeda dan berada di lingkungan yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan,
adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda
dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah,
yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke
dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik.
Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
Orang–orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang
tidak individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun
begitu, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur
Tengah.
Dalam ilmu psikologi yang
notabanenya berasal dari Barat, banyak mengembangkan konsep-konsep dan teori
mengenai aneka warna isi jiwa, serta metode dan alat untuk menganalisis dan
mengukur secara detail tentang variasi jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari
itu semua, konsep-konsep tersebut masih kurang mengembangkan suatu konsep yang
berkaitan dengan jiwa individu dan lingkungan sosial budaya.
Oleh karena itu, Francis L.K Hsu
seorang sarjana Amerika keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa
manusia sebagai makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan
Psiko-Sosiogram Manusia atau delapan daerah seperti lingkaran konsentris
sekitar diri pribadi.
D. Definisi
Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata
budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi Kebudyaan itu sendiri
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita
nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu
bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
E. Unsur
Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain Melville J.
Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi sistem norma,organisasi
ekonomi, alat-alat atau lembaga petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
3. Kluckhohn di dalam karyanya
yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur
kebudayaan universal, yaitu:
A. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap
adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih
dan Maha Kuasa.
B. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena
kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling
sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar
individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
C. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena
setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan
mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang
lain juga mengerti.
D. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem
Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki
hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
E. Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia
mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
F. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya
sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi
antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal
seperti bahasa Inggris.
G. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik
manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka
sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
F. Wujud
dan Komponen Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
Kompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup
karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari
pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip
dan sebagainya.
Kompleks aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan didokumentasikan.
Wujud Sebagai Benda
Aktivitas manusia sehari – hari
umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari
situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun
tidak.
G. Manusia Indonesia & Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal
kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima
serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara
sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi
yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut, baik
itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia
untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan
perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi), yang menyebabkan
terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar secara
sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar
dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia
dan kebudayaan . Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah,
sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari
yang terdapat dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan
karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk .
Pengetahuan budaya mengkaji
masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan
ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa
definisi kebudayaan :
1. Kebudayaan yang terdapat
antara umat manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan
diteruskan melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari
komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan
terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat,
budaya daerah dan budaya nasional
Ilmu Budaya Dasar Merupakan Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar
Dari Manusia. Unsur-unsur kebudayaan
1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi
kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi
Karya sastra adalah penjabaran
abstraksi,namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka
abstrak adalah cinta kasih,kebahagian,kebebasan dan lainnya yang digarap oleh
filsafat. Dalam kesusastraan IBD dapat dihubungkan …
meliputi: Bahasa, Agama,
Kesusastraan, Kesenian dll. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti
tersebut diatas maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan
pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan. Konsep-konsep social
dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan utntuk
mempelajari masala-masalah social yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial,
contohnya: Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak .
Tanpa ada maksud menciptakan
dikotomi dalam kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan
sastra. Sastra memiliki sense of love yang lebih representatif. Sebagai contoh,
literatur ekonomi dapat saja mencatat angka-angka … Ada benang merah yang
menyatukan konsep kebudayaan kita. Tidak heran apabila para pendiri bangsa
mampu melebur diri dalam Bhineka Tunggal Ika. Kearifan budaya lokal masih kuat.
Pendekatan Pada Bidang
Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra
berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan
macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang
kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan
manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai
bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir
dari perasaan dan pemikirannya.
Ilmu budaya dasar yang nama
sebenarnya adalah Basic Humanities, yaitu berasal dari bahasa Inggris yakni the
humanities. Istilah ini berasal pula dari bahasa latin Humanus yang artinya
manusiawi, berbudaya dan halus.
Seni sangat berkaitan erat dengan
masalah kemanusiaan. Karena seni adalah ekspresi yang bersifat tidak normatif,
menjadikan seni lebih mudah berkomunikasi. Oleh sebab itu nilai-nilai yang
disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya. Sebab
masalah kemanusiaan merupakan masalah yang sangat penting, yang perlu
diperhatikan pula oleh mahasiswa.
Tujuan utama mata kuliah ini
adalah supaya mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
Nilai-nilai Kemanusiaan Dalam
Prosa Fiksi
Sebagai bagian dari seni, yang
lebih menekankan pada cerita. Mau tidak mau karya sastra ini langsung atau
tidak langsung membawa moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain dalam Prosa
Fiksi mengandungg beberapa nilai yakni
Memberikan kesenangan
Memberikan informasi
Memberikan warisan cultural
Memberikan keseimbangan wawasan
Ilmu Budaya Dasar Yang Berhubungan
dengan Puisi
Seperti yang sudah kita ketahui
bahwa puisi merupakan bagian dari seni sastra, sedangkan sastra merupakan
bagian dari kesenian, dan kesenian adalah unsure dari kebudayaan. Sehingga
Puisi dapat diartikan ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan
manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara
padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau
keestetikaan bahsa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun
puisinya dengan menggunakan
Figura bahasa
Kata-kata yang ambiguitas
Kata-kata yang berjiwa
Kata-kata yang konotatif
Pengulangan
Adapun tujuan penyajian puisi
pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1. Makna hubungan puisi dengan
pengalaman hidup
Penyampaian pengalaman dalam
sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Yang artinya manusia senantiasa
ingin selalu memiliki salah ssatu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan
pengalaman hidupnya dari sekedar kumpalan pengalaman langsung yang terbatas.
Dengan pengalaman perwakilan itu puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa
memiliki kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang
dirinya sendiri dan tentang masyarakat.
2. Puisi dengan kesadaran
individual
Dengan membaca puisi mahasiswa
dapat diajak untuk berfikir menurut hati nurani, baik untuk orang lain maupun
diri sendiri.
3. Puisi dengan keinsafan social
Dalam puisi syarat dengan masalah
sosial, yang terlibat dalam issue dan problem sosial. Yaitu bisa berupa :
-
Penderitaan
-
Perjuangan
-
Konflik
-
Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi-puisi umumnya sarat akan
nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan
yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih.
Contohnya dalam puisi Rendra
dengan judul “Episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta begitu
merasuk kedalam jiwa dua sejoli
muda-mudi yang menjalin ikatan cinta. Ataupun contoh lainnya Puisi Amir Hamzah
denga judul “Padamu Jua” yang isinya merupakan ratapan hati yang hancur luluh
karena tali cintanya yang telah begitu mesra dengan sorang gadis jawa direnggut
dan diputuskan oleh ayahnya, yang menjodohkan dengan gadis pilihan ayahnya yang
masih terbilang kemenakannya sendiri.
========================================================================
Manusia
& Cinta Kasih
A. Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah sebuah perasaan yang
diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling
memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Cinta tidak dapat dipaksakan,
cinta juga datang secara tiba-tiba. Cinta memang sangat menyenangkan, tapi
kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu
sendiri. Antara cinta dan benci batasnya amat sangat tipis, tapi dengan cinta
dunia yang kita jalani serasa lebih indah, harum dan bermakna.
Cinta pun merupakan perasaan
seseorang kepada lawan jenisnya, karena ketertarikan terhadap sesuatu yang
dimiliki oleh lawan jenisnya (misalnya sifat, wajah dan lain-lain. Dengan cinta
kita bias berbagi suka maupun duka dengan pasangan kita. Namun dalam menjalin
hubungan kita harus saling melengkapi satu sama lain dan menerima pasangan kita
apa adanya.
Kasih sayang adalah perasaan
sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila suatu
hubungan cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan
perasaan yang lebih dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut
lebih bertanggung jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang,
mengasihi, atau saling menumpahkan kasih sayang.
Jadi Secara Garis Besar
pengertian Cinta kasih itu sebuah perasaan sayang yang diberika
Tuhan pada sesamanya seperti cinta atau perasaan suka kepada seseorang.Dan juga
mempunyai tanggung jawab dalam suatu hubungan tersebut dan saling melengkapi
satu sama lain terhadap sesama.
B. Cinta Menurut Ajaran Agama
Dalam kehidupan manusia, cinta
menampakan diri dalam berbagai bentuk kadang-kadang seseorang mencintai dirinya
sendiri, kadang-kadang mencintai orang lain atau juga istri dan anaknya,
hartanya, atau Allah dan Rasulnya,berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan
dalam kitab suci Al-Qur`an.
CINTA
DIRI
Cinta ini erat kaitannya dengan
dorongan menjaga diri, manusia untuk tetap senang mengaktualisasikan diri. Ia
mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia
akan membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan
mengaktualisasikan diri, Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa
sakit, penyakit, dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah
manusia terhadap dirinya sendiri, hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan
kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan
dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui
hal-hal gaib tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan
menjauhi dirinya dari segala keburukan.
CINTA
KEPADA SESAMA MANUSIA
Agar manusia dapat hidup dengan
keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya tidak boleh tidak ia harus
membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia
menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang
lain, bekerja sama dengan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu,
Alloh ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri,
seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan
usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam
memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung
memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan
dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu
adalah dengan melalui iman menegakan shalat, memberikan zakat, bersedekah
kepada orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri
sendiri dan cintanya kepada orang lain. Dengan demikian akan bias
merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
CINTA
SEKSUAL
Cinta erat kaitannya dengan
dorongan seksual sebab yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang,
keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri, ia merupakan faktor yang
primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Dorongan seksual melakukan fungsi
penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis, lewat dorongan
seksual terbentuk keluarga, dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa.
Dengan demikian bumipun menjadi ramai, kenal mengenal, kebudayaan berakembang.
Dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju Islam mengakui dorongan seksual
jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan
tsb. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari,
tidak ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian
dan penguasaan cinta lewat pemenuhan dorongan tsb antara yang sah yaitu dengan
perkawinan.
CINTA
KEBAPAKAN
Mengingat bahwa antara ayah
dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si Ibu dengan anak-anaknya. maka para ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti
halnya dorongan keibuan melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas
dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena barsumber dari sumber kekuatan
dan kebanggaan dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan
kehidupan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia.
CINTA
KEPADA ALLAH
Kemesraan dapat menimbulkan daya
kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentu
seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. kesenangan dan kegembiraan baginya.
CINTA
KEPADA RASUL
Cinta kepada Rasul, yang diutus
Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua
setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi
manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai
Rasulullah yang menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala
kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa
kemanusiaan dari kekelaman, kesesatan menuju cahaya petunjuk.
C.
Kasih Sayang
Kasih sayang adalah perasaan
sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila suatu
hubungan cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan
perasaan yang lebih dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut
lebih bertanggung jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang,
mengasihi, atau saling menumpahkan kasih sayang.
Macam-macam
Cinta Kasih dari Orang Tua
Adanya kasih sayang ini
mempengaruhi kehidupan sianak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan
kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya, dari cara pemberian
cinta kasih ini dapat dibedakan:
Orang tua bersifat aktif, si anak
bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan
kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-material dengan
sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan tanpa memberikan
respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam
masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak
mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
Orang tua bersifat pasif, si anak
bersifat aktif
Dalam hal ini si anak
berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang
ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak
tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat anak.
Orang tua bersifat pasif, si anak
bersifat pasif
Di sini jelas bahwa masing-masing
membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan.
Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa
caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika perlu, orang tua hanya memenuhi
dalam bidang materi saja.
Orang tua bersifat aktif, si anak
bersifat aktif
Dalam hal ini orang tua dan anak
saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya, sehingga hubungan
antara orang tua dan anak saling intim dan mesra, saling mencintai, saling
menghargai, saling membutuhkan. Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu
sedang menyusui atau mengendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap,
ditimang-timang,dinyanyikan, meskipun bayi itu tidak tahu arti kata-kata, lagu
dan sebagainya.
D. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar
'mesra', yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan
akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah
berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah
mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan.
Kemesraan adalah perwujudan dari
cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat
menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya.
E. Pemujaan
Pemujaan adalah dimana kita
memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi.Pemujaan dapat dilakukan
dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada agama tertentu dan
kepercayan yang ada.seperti Pemujaan
pada leluhur adalah suatu kepercayaa bahwa para leluhur yang telah meninggal
masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih
hidup.
Dalam beberapa budaya Timur, dan
tradisi penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin
kebaikan leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang untuk
meminta suatu tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan
leluhur adalah untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada
orang tua, kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.
F. Belas Kasihan
Belas kasih adalah kebajikan di
mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain
dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial
yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat,
masyarakat, dan kepribadian .
Cara menumpahkan belas kasihan
Dalam kehidupan banyak sekali
yang harus kita kasihani dan banyak pula cara kita menumpahkan belas kasihan.
Yang perlu kita kasihani antara lain :
· Yatim Piatu.
· Orang-orang Jompo yang tidak mempunyai
waris.
· Pengemis yang benar-benar tidak mampu
bekerja.
· Orang sakit dirumah sakit
· Orang cacat
· Masyarakat kita yang hidupnya
menderita.
Orang-orang yang seperti diatas
yang menderita lahir dan batin serta umumnya sedikit orang yang menaruh belas
kasihan pada mereka.
G. Cinta Kasih Erotis
Cinta erotis adalah kehausan akan
penyatuan sempurna akan penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu
dan berteman dengan lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk
menenangkan suatu naluri seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk
bersatu secara seksual. Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh
cinta kasih maka hanya akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan
sementara saja. Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta sejati,
mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan
mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan
jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia berlainan jenis, yang
ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman
hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Manusia
dan Keindahan
Pengertian Keindahan
Keindahan, sering diutarakan
kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah,
artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik
dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu
selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung
kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Dalam bahasa Latin, keindahan
diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti
kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis
“beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani klasik untuk
“keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah” itu καλός,
kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat
etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani
Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang
sepatutnya.”
C. Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas
atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut
adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry)
keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa
keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos
mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya pengertian
keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas,
menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik
murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu
yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas,
yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni
berupa keindahan bentuk dan warna
Keindahan identik dengan
kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2 nilai yang penting dalam
Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang
sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang
disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat
baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik
tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan menurut
Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan
itu bersifat subjektif adanya, yakni
karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya
sendiri.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan
bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang
intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan
itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif, artinya
kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia
dan objek substansi.
D. Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak
bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang
telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun
seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang
dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai
pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu
keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia.
Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan
siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan
kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.
Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya
tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan
kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna
sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan
berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual)
atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya
adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak
berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia
identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang
indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya
tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang
yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu
dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan
suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah
diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang
menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang
saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
E. Cara untuk Mengetahui Suatu Keindahan
1.
Renungan
Renungan berasal dari kata
renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan
sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Setiap orang pernah merenung.
Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang
direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang
direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata
serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata
cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan
seimbang.
Keserasian identik dengan
keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak
indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah
sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
3.Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus
artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab.
Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap
manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat
luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang
yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan.
Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap
kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi,
merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna,
manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.
Manusia
& Penderitaaan
Pengertian
Penderitaan
Penderitaan adalah bahasa yang sering kita
dengar. Penderitaan berasal dari kata
derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap
manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita
apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan
manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat
penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu
penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena
itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.
Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain,
apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah
teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan
yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai
keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang
manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan
jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas
manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian
dari kehidupan.
2.2. Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun
jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk
merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban.
Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun
psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan
intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan
pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai
penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk
mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan
atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman
bagi suatu pemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat
psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan.
Memiliki arti tidak dapat
menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
Kesepian.
Merupakan rasa sepi yang dia
alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan.
Ketakutan Adalah sebuah sesuatu
yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut
sebagai phobia.
Penyebab seseorang merasakan
ketakutan, antara lain:
Claustrophobia
dan agrophobia
adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
Gamang
adalah rasa takut akan tempat yang
tinggi.
Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang
berada di tempat gelap.
Kesakitan merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
Kegagalan ketakutan dari
seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami
kegagalan.
2.3. Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan pada
orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
Nampak pada jasmani yang sering
merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
nampak pada kejiwaannya dengan
rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Selalu iri hati dan curiga, ada
kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif,
berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
Komunikasi sosial putus dan ada
yang disorientasi social
Kepribadian yang lemah atau
kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri,
( orang-orang melankolis)
Terjadinya konflik sosial –
budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan
masyarakat.
Tahap
– tahap gangguan jiwa :
Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
Usaha mempertahankan diri dengan
cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada
orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru
lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan
melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
Kekalutan merupakan titik patah
(mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Krisis ekonomi yang
berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa,
terutama gangguan kecemasan.
Dipicu oleh faktor
psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses
pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik
di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap
fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan
jiwa yang lebih parah.
Faktor sosial atau lingkungan
juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan
populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung
untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan
jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi
mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak
berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan
Mental
Kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
Terjadinya konflik sosial-budaya
akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
Cara pematangan bathin yang salah
dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting
sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Proses
– proses kekalutan mental:
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi
untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan
keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang
pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain
waktu.
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya
apa yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita
berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan
itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan
usaha manusia untuk keluar dari penderitaan.
2.4. Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun
ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati.
Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi
penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama
sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha
mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia
itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat
atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk
bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus
optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam
surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali
orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan
hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan,
masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya
terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa
merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.
2.5. Penderitaan, media massa, dan seniman
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran
koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan
ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah
hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas.
Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap anatara
sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah
pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga
para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.
2.6. Pengaruh Penderitaan Terhadap
Kelangsungan Hidup Manusia
Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap
dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap
kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam
jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya
karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di
karenakan kekalutan mental. Kekalutan
mental merupakan suatu keadaan dimana
jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia
merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada
orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing,
sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan
rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau
antusiasme).
Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa
rendah diri.
2.7. Contoh–contoh Penderitaan dan
Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
Nasip buruk penderitaan ini
karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama
manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika
takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia
itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan /
azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan tersebut.
Kehilangan orang tua, setiap
manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan
keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat
sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut
larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
Kemiskinan , banyak orang yang
mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia
punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa
memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur
manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
Bencana, tidak ada seorang pun
yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja
dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan
anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di
sembuhkan.
Manusia & Keadilan
KEADILAN
Keadilan adalah idealnya atau
seimbangnya suatu kondisi mengenai suatu hal baik yang menyangkut benda maupun
orang. Setiap orang mempunyai hak keadilan masing – masing. Yang menjadi hak
setiap orang yaitu di akui dan di perlakukan sesuai harkat dan martabatnya sama
derajatnya dan tidak membedakan agama, suku dan ras tertentu.
Menurut W.J.S Poerwodarminto, kata
adil berarti tidak berat sebelah dan tidak semena – mena serta tidak memihak.
Di Indonesia, keadilan ada dalam PANCASILA, UUD 1945 DAN GBHN. Di dalam
pancasila yaitu sila ke dua dan sila ke lima. Di dalam UUD 1945 yaitu alinea
kedua dan keempat pembukaan UUD 1945. Di dalam GBHN yaitu GBHN 1999-2004 tentang
visi.
Pembagian keadilan menurut
Aristoteles :
Keadilan Distributif, perlakuan
terhadap seseorang sesuai dengan jasa – jasa yang telah di buatnya.
Keadilan Komutatif, perlakuan
terhadap seseorang yang tidak melihat jasa – jasa yang telah di lakukannya.
Keadilan Konvensional, seseorang
yang telah menaati segala peraturan perundang – undangan yang telah di
wajibkan.
Keadilan Kodrat Alam, memberi
sesuatu sesuai yang di berikan orang lain kepada kita.
Keadilan menurut Teori Perbaikan,
seseorang yang telah berusaha memulihkan nama baik seseorang yang telah
tercemar.
KEADILAN
SOSIA
Pengertian keadilan sosial
memang jauh lebih luas daripada keadilan hukum. Keadilan sosial tidak hanya
berbicara tentang keadilan dalam arti tegaknya peraturan perundang – undangan
atau hukum, tetapi berbicara lebih luas tentang hak kewarganegaraan dalam
sebuah negara. Keadilan sosial adalah keadaan dimana kekayaan dan sumberdaya
suatu negara di distribusikan secara adil kepada seluruh rakyat.
Menurut keadilan sosial, setiap
orang berhak atas “kebutuhan manusia yang mendasar” tanpa memandang perbedaan
seperti ekonomi, ras, etnis, agama, suku dan usia. Untuk mencapai tujuan
tersebut, harus dilakukan penghapusan kemisikinan secara mendasar,
pemberantasan buta huruf, pembuatan kebijakan lingkungan yang baik, dan
kesamaan kesempatan bagi perkembangan pribadi dan sosial.
Keadilan sosial pun juga dapat
di artikan keadilan yang pelaksanaannya tergantung dari struktur proses –
proses ekonomis, politis, sosial, budaya dan ideologis dalam masyarakat.
Selain harus di usahakan oleh
negara, keadilan sosial uga harus secara nyata di usahakan sendiri oleh mereka
yang tertimpa ketidakadilan. Tidak ada keadilan sosial tanpa demokrasi, karena
hanya dalam sistem politik demokrasilah mereka yang terkena ketidakadilan
mungkin menyuarakan harapan dan cita – cita mereka.
MACAM
– MACAM KEADILAN
macam
– macam keadilan :
a.
Keadilan Legal/Moral
Plato berpendapat bahwa
keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat
dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang
menjalankan pekerjaan yang paling cocok bagi dirinya. Pendapat Plato itu
disebut keadilan moral. Sunoto menyebutnya keadilan legal. Keadilan timbul
karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada
masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat apabila setiap anggota
masyarakat melakukan funsinya secara baik.
b.
Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa
keadilan akan terlaksana pabila hal – hal yang sama di perlakukan secara sama
dan hal – hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama.
c.
Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan
memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
KEJUJURAN
Jujur adalah tidak berbohong,
lurus hati dan apa adanya. Jujur juga berarti tidak curang dan mengikuti aturan
yang berlaku. Semua kehidupan manusia modal pertamanya adalah kepercayan.
Kepercayan bahwa mereka pasti jujur yang telah menjadi kesepakatan dan
kepercayaan membaa kesuksesan.
Kejujuran memang pada awalnya
akan mengorbankan “jangka pendek” untuk sesuatu yang lebih baik pada “jangka
panjang”. Kebohongan adalah mengambil kenikmatan “jangka pendek” untuk sesuatu
yang lebih buruk pada “jangka panjang”.
Banyak orang sukses dan
beberapa tahun kemudian mereka hancur itu di karenakan mereka sukses untuk
berbohong. Lihatlah Indonesia mengalami kesulitan untuk maju itu di karenakan
sebagian oknum pemerintahan sukses untuk berbohong.
Lihatlah Singapura negara kecil
lebih cepat maju daripada Indonesia itu karena sebagian oknum pemerintahan
belaku jujur. Kebesaran suatu negara berawal dari individu yang jujur.
KECURANGAN
Curang bisa berarti sedikit
menyeleweng dari jalur yang ada. Kecurangan identik dengan ketidakjujuran atau
bohong. Curang bisa juga di artikan suatu usaha seseorang tanpa kerja keras dan
usaha dengan maksud memperoleh keuntungan.
Apabila sikap curang di
biasakan dalam kehidupan yang terjadi adalah menyebabkan orang menjadi serakah,
tamak, egois, ingin menang sendiri. Korupsi merupakan salah satu bentuk
kecurangan yang terjadi pada saat ini. Akibat dari korupsi ini yaitu merugikan
negara dan dirinya sendiri.
Unsur – unsur dari kecurangan :
– Harus terdapat salah pernyataan
– Fakta bersifat material
– Dilakukan secara sengaja
– Dengan maksud untuk menyebabkan
suatu pihak beraksi
– Pihak yang di rugikan harus
beraksi terhadap salah pernyataan tersebut
– Yang merugikannya
PEMULIHAN
NAMA BAIK
Nama baik adalah nama yang
selalu di jaga agar tidak hilang reputasinya. Nama baik merupakan tujuan utama
orang hidup. Jika telah wafat maka setiap orang pasti nama baik nya yang akan
di kenang seperti halnya para pahlawan dan para nabi nabi. Terlebih apabila ia
menjadi teladan di lingkungan sekitarnya maka menjadi suatu kebanggaan batin
yang tidak ternilai harganya.
Ada peribahasa berbunyi “daripada
berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati
daripada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi
taruhannya.
Penjagaan nama baik erat
hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau bisa di katakan nama baik
atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Maksud dari tingkah
laku atau perbuatan itu adalah cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun,
disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan yang dianggap halal, dsb.
PEMBALASAN
Pembalasan adalah suatu
perilaku yang bertujuan untuk membalas perbuatan seseorang. Hal ini bisa
menjadi negatif dan bisa pula menjadi positif. Sebagai contoh yang positif
yaitu pembalasan budi terhadap kebaikan seseorang kepada kita. Sebagai contoh
negatif yaitu suatu balasan dendam akibat adanya kontak yang memicu terjadinya
konflik sehingga ingin membalas perbuatannya.
Manusia & Pandangan Hidup
PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup.
Pandangan hidup itu bersifat
kodrati. Karena itu ia menentukan
masa depan seseorang. Untuk itu perlu
dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu
dan tempat hidupnya.
Dengan demikian
pandangan hidup itu bukanlah
timbul seketika atau
dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui
proses waktu yang lama dan terus menerus, sebingga basil pemikiran
itu dapat diuji
kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui
kebenarannya. Atas dasar ini manusia
menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman,
arahan, atau petunjuk yang
disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup
banyak sekali macamnya
dan ragamnya, akan
tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam
:
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu
pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan
dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat pada
negara tersebut.
(C) Pandangan
hidup hasil renungan
yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu
diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi,
maka pandangan hidup
itu disebut ideologi. Jika
organisasi itu organisasi politik, ideologinya
disebut ideologi politik.
Jika organisasi itu negara, ideologinya
disebut ideologi negara.
Pandangan hidup pada
dasarnya mempunyai unsur-unsur
yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini
merupakan satu rangkaian kesatuan yang
tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin
dapat dicapai dengan usaha
atau perjuangan. Tujuan yang
hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu
segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram.
Usaha atau peIjuangan adalah kerja keras
yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani,
dan kepercayaan kepada Tuhan.
B. Cita-Cita
Menurut kamus
umum Bahasa Indonesia,
yang disebut cita-cita
adalah keinginan, harapan, tujuan
yang selalu ada
dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun
tujuan merupakan apa yang
mau diperoleh seseorang
pada masa mendatang.
Dengan demikian cita-cita merupakan
pandangan masa depan,
merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya
cita-cita merupakan semacam
garis linier yang
makin lama makin
tinggi, dengan perkataan lain:
cita-cita merupakan keinginan,
harapan, dan tujuan
manusia yang makin tinggi
tingkatannya.
Apabila cita-cita
itu tidak mungkin atau belum
mungkin terpenuhi, maka
cita-cita itu disebut
angan-angan. Disini persyaratan dan
kemampuan tidak/belum dipenuhi
sehinga usaha untuk
mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan.
Misalnya seorang anak
bercita-cita ingin menjadi dokter,
ia belum sekolah, tidak mungkin
berpikir baik, sehingga
tidak punya kemampuan berusaha
mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf
angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang
mencapai apa yang dicita-citakan, hal
itu bergantung dari tiga faktor.
Pertama, manusianya yaitu yang
memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai
apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang
hendak dicapai.
Faktor manusia
yang mau mencapai cita-cita ditentukan
oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan,
sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa
anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang
dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya
dengan anak yang dengan
kemauan keras ingin
mencapai apa yang di cita-citakan,
cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk
mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan
menjadikan dirinya puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi
tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang
menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar
tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan faktor yang menghambat merupakan
kondisi yang merintangi
tercapainya suatu cita-cita, Misalnya
sebagai bcrikut :
Amir dan Budi adalah dua anak
pandai dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang
yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami
hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupakan
faktor yang menguntungkan atau
memudahkan mencapai cita-cita si
Amir.Sebaliknya dengan Budi yang orang tuanya ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai
cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan hambatan bagi
Budi dalam mencapai cita-citanya.
C.
KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang
mendatangkan kebaikan pada hakekatnya
sarna dengan perbuatan moral,
perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya
manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan
suara hatinya manusia cenderung
berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia
meninggal. Karena merupakan pribadi,
manusia mempunyai pendapat sendiri,
ia mencintai diri sendiri,
perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena
itu, karena mementingkan diri
sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
kebajikan.
Manusia merupakan mahluk sosial:
manusia hidup bermasyarakat,manusia saling membutuhkan, saling menolong,saling menghargai
sesama anggota masyarakat. Sebaliknya
pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan,dan sebagainya.
Manusia sebagai mahluk Tuhan,
diciptakan Tuhan dan dapat berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi
kemampuan jasmani dan
rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti
tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan,
kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk
pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat,dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Sebagai mahluk pribadi, manusia
dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk.Baik buruk itu
ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan
di dalam hati yang
mendesak seseorang untuk
menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan,tindakan atau tingkah
laku. Jadi suara hati dapat merupakan
hakim untuk diri sendiri.
Sebab itu, nilai suara
hati amat besar dan penting dalam
hidup manusia. Misalnya orang tahu, bahwa
membunuh itu buruk, jahat: suara hatinya
mengatakan demikian, namun manusia
kadang-kadang tak
mendengarkan suara hatinya.
Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik
bagi dirinya. Oleh
karena itu, kalau seseoraang
berbuat sesuatu sesuai
dengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik.
Jadi berbuat atau bertindak menurut
suara hati, maka tindakan atau
perbuatan itu adalah baik. Sebaliknya perbuatan
atau tindakan berlawanan dengan
suara hati kita, maka perbuatan atau tindakan itu buruk. Misalnya, suara hati
kita mengatakan “tolonglah orang yang menderita itu”, dan kita berbuat
menolongnya, maka kita membuat kebajikan.
Sebaliknya, apabila hati kita
berkata demikian,namun kita hanya
seolah-olah tak mendengarkan suara hati itu, maka munafiklah
kita.
Karena merupakan anggota
masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan
suara masyarakat. Setiap
masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat
pada hakekatnya adalah kumpulan suara
hati pribadi-pribadi dalam masyarakat
itu. Sebagaimana suara hati tiap
pribadi itu pasti selalu
menginginkan yang baik,maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi itu pun pasti
suara hatinya juga menginginkan yang baik, maka masyarakat yang terdiri
atas pribadi-pribadi pasti suara hatinya
juga menginginkan yang baik untuk kehidupan masyarakatnya. Sebab itu jika
benar-benar berdasarkan pada suara hati
anggota-anggotanya. Suara hati masyarakat pada dasarnya adalah baik. Misalnya, warga disuatu daerah menghendaki kerja bakti dengan
mengadakan pembersihan saluran air di
kampung. Bila kita ikut beramai-ramai kerja
bakti, berarti kita mengikuti
suara hati masyarakat, kerja bakti itu. Tetapi bila kita tidak
mengikutinya berarti kita tidak mau mengikuti suara hati masyarakat.
Sesuatu yang
baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi
dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang
baik bagi kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau segelintir orang didalamnya atau
sebaliknya. Dengan demikian, seseorang harus tunduk kepada apa yang
baik bagi masyarakat umum.
Contoh : Budi tidak setuju jalan
di depan rumahnya diperlebar, karena harus memotong bagian depan rumahnya.
Tetapi masyarakat kampung mengusulkan
dan telah disetujui jalan itu harus diperlcbar demi keamanan. Akhimya karena desakan seluruh
warga, dengan sangat terpaksa Budi menyetujuinya.
Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati
sendiri. Meskipun demikian harus dinilai
dan diukur menurut suara atau pendapat umum. Disini tidak berarti bahwa
pendapat umum atau kepentingan umum itu di atas segala-galanya, sehingga suara
hati, pendapat atau kepentingan pribadi-pribadi diperkosa begitu saja.
Sebagai mahluk Tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati
Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan
agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi,untuk
mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak
Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk
hukum Tuhan atau hukum
agama.
Jadi kebajikan itu adalah
perbuatan yang selaras dengan suara hati
kita, suara hati masyarakat dan hukum
Tuhan. Kebajikan berarti berkata
sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah
terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Baik-buruk, kebajikan
dan ketidakbijakan menimbulkan
daya kreatifitas bagi seniman.
Banyak hasil seni lahir
dari imajinasi kebajikan dan ketidakbajikan.
Namun ada pula kebajikan semua,
yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. kebajikan semu ini sangat
berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud meneari
keuntungan diri sendiri.
Kebajikan manusia
nyata dan dapat dirasakan dalarn
tingkah lakunya. Karena
tingkah laku bersurnber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki
tingkah laku sendin-sendiri, sehingga
tingkah laku setiap orang
berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menentukan
tingkah laku setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan (heriditas)
yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang
tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sarna?
Hal itu disebabkan, karena
sel-sel benih yang
mengandung faktor-faktor penentu
(determinan) berjumlah sangat
banyak: pada saat konsepsi
saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga
menghasilkan anak yang
bermacam-macam juga (prinsip
variasi dalam keturunan). Namun mereka yang bersaudara
memperlihatkan kecondongan
kearah rata-rata, yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang
saudara sekandung (prinsip regresi
filial). Pada masa konsepsi atau
pembuahan itulah terjadi
pembentukan temperamen seseorang.
Faktor kedua
yang menentukan tingkah laku
seseorang adalah Iingkungan (environ ment). Lingkungan
yang membentuk seseorang
merupakan alam kedua
yang terjadinya setelah seorang
anak lahir (masa
pembentukan seseorang waktu masih
dalam kandungan merupakan alam
pertama ). Lingkungan
membentuk jiwa seseorang meliputi
lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dalarn lingkungan keluarga orang tua maupun anak -anak yang lebih
tua merupupakan panutan seseorang,
sehingga bila yang dianut sebagai
teladan berbuat yang balk-balk, maka si
anak yang tengah membentuk diri
pribadinya akan baikjuga. Dalarn lingkungan
sekolah yang menjadi
panutan utama adalah guru,
sementara itu teman-teman sekolah ikut
serta memberikan andilnya. Dalam lingkungan sekolah tokoh panutan seorang anak
sudah memiliki posisi
yang lebih luas dibandingkan dengan
dalarn keluarga. Pembentukan pri bad i
dalarn sekolah terjadi
pada masa anak-anak
at au masa sekolah. Lingkungan ketiga
adalah masyarakat, yang menjadi
panutan bagi seseorang
adalah tokoh masyarakat dengan
masa setelah anak-anak menjadi
dewasa atau duduk di perguruan
tinggi. Selain tokoh-tokoh dalarn
rumah tangga, sekolah
dan masyarakat yang merupakan person, kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari benda-benda atau peralatan dalarn lingkungaan tersebut yang merupakan non person. Karena itu dalarn
pembentukan kepribadian pada umumnya
anak-anak kota lebih trampil
dibandingkan dengan anak
pedesaan, namun dalam hubungan bermasyarakat
lebih-lebih yang berjenjang anak-anak
dari daerah pedesaan lebih unggul. Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pen gala man yang khas yang pemah
diperoleh. Baik pengalaman
pahit yang sifatnya negatif,
maupun pengalarnan manis yang sifatnya positif. Memberikan pada
manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengarnbil tindakan. Mungkin
sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong
orang dalarn kesusahan, tetapi karena pemah
memperoleh pengalarnan pahit
waktu mau menolong seseorang sebelumnya, maka niat
baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari
pengalaman inilah yang merupakan
pembentukan budaya dalarn diri seseorang.
Dalarn prakteknya, dari ketiga
faktor diatas. yaitu hereditas, lingkungan, dan pengalarnan. manakah yang paling
dominan? Sulit diberikan jawaban,
karena ketiga-tiganya terjalin
erat sekali. Disarnping itu ketiga
faktor tersebut dalam membentuk pribadi seseorang berbeda kekuatannya dengan pembentukan
pada pribadi lain.
D.
USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Setiap manusia hams kerja
keras untuk kelanjutan
hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah
usaha/perjuangan. Perjuangan
untuk hidup, dan
ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia
harus kerja keras. Apabila seseorang
bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi
semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan
dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani,
atau dengan kedua-duanya. Para
ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan jasmaninya.
Sebaliknya pam buruh,
petani lebih banyak
menggunakan jasamani
daripada otaknya. Para tukang dan pam ahli lebih banyak
menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani daripada
salah satunya. Para politisi
lebih banyak kerja otak daripada
jasmani. Sebaliknya para
prajurit lebih ban yak kerja
jasmani daripada otak.
Kerja keras pada dasamya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas
membuat manusia itu miskin,
melarat, dan berarti menjatuhkan
harkat dan martabatnya sendiri.
Karma itu tidak boleh
bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan
istirahat ada waktunya dan manusia
mengatur waktunya itu.
Dalam agama pun diperintahkan
untuk kerja keras. Sebagaimana
hadist yang diucapkan Nabi Besar
Muhammad S.A.W. yang ditujukan kepada para pengikutnya:”Bekerjalah kamu seakan-akan kamu
hidup selama-lamanya. dan beribadahlah kamu
seakan-akan kamu akan mati besok. Allah berfirman dalarn Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat
II : “sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu
kaum, kecuali jika mereka
mengubah keadaan diri
mereka sendiri”. Dari haidst dan
firman ini dapat dinyatakan bahwa
manusia perlu kerja keras untuk mempenbaiki nasibnya
sendiri.
Untuk bekerja
keras manusia dibatasi oleh
kemampuan. Karena kemampuan
terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kernakmuran antara manusia satu
dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas
pada fisik dan keahlian/ketrampilan. Orang
bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan
lebih banyak jika dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai
ketrampilan/keahlian. Karena itu mencari ilmu dan
keahlian/ketrampilan itu suatu
keharusan. Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra:
“tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke
liang lahat” dalam pendidikan dikatakan
sebagai “long life education”
Karena manusia
itu mempunyai rasa
kebersamaan dan belas
kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia. maka
ketidakmampuan atau kemampuan terbatas
yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran
itu dapat diatasi
bersama-sama secara tolong
menolong, bergotong-royong.
Apabila sistem ini diangkat ke tingkat organisasi negara,maka negara
akan mengatur usaha/peljuangan warga
negaranya sedemikian rupa,
sehingga perbedaan tingkat
kemakmuran antara sesama warga negara
dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat
dikaji melalui pendangan
hidup/ideologi yang dianut
oleh suatu negara.
E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi
dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut
Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat,yaitu aliran naturalisme,
aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
(a) Aliran
Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan
kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur,
dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah
yang tertinggi. Tuhan menciptakan alarn semesta lengkap dengan hukum-hukumnya.
secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak mampu menguasai
alarn ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana
tetapi Tuhan yang menentukan .
Aliran naturalisme berintikan
spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar
? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan
Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya
natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan
itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu
manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaranTuhan yaitu agarna.
Ajaran agarna itu ada dua macarn yaitu :
1. Ajaran agarna dogmatis, yang
disarnpaikanoleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agarna yang dogmatis bersifat
mutlak (absolut),terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap,
tidak berubah-ubah.
2.Ajaran agarna dari
pemuka-pemukaagarna,yaitu sebagaihasil pemikiranmanusia, sifatnya
relatif(terbatas).Ajaranagarnadari
pemuka-pemukaagarnatermasukkebudayaan,terdapat dalarn buku-buku agarna yang
ditulis oleh pemuka-pemuka agarna. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan
perkembanganjarnan.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bennula
dan Tuhan.Jadi, pandangan hidup
dilandasi oleh ajaran-ajaran
Tuhan melalui agamanya Manusia
yakin bahwa kebajikan
itu diridhoi oleh Tuhan. pandangan hidup yang
dilandasi keyakinan bahwa
Tuhanlah kekuasaan tertinggi,
yang menentukan
segala-galanya disebut pandangan
hidup religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia
tidak mengakui adanya
Tuhan, natur adalah
kekuatan tertinggi, maka keyakinan
itu bermula dan kekuatan
natur. Pandangan hidupnya
dilandasi oleh kekuatan natur.
Manusia yakin bahwa
kebajikan adalah kebajikan
natur. Pandangan hidup yang
dilandasi oleh kekuatan
natur sifatnya atheisme.
Ini disebut pandangan hidup komunis.
(b) Aliran
intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika /
akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan
akal manusia berpikir. Mana yang
benar menu rut akal itulah
yang baik, walaupun bertentangan
dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan pikir
(akal) kebajikan itu dapat dicapai
dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah a1at bantu mencapai
kebajikan yang maksimal,
walaupun mungkin teknologi
memberi akibat yang
bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dan
bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat
di hati, sehingga timbul istilah “hati nurani”, artinya daya rasa Di Barat hati nurani ini menipis, justru yang menonjol adalah akal yaitu logika berpikir,
Karena itu aliran ini banyak dianut
di kalangan Barat di Timur
orang mengutamakan hati nurani,yang baik menurut
akal belurn tentu baik
menurut hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia
ito bennula dan akal. Jadi
pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar
menurut akal itulah yang
baik. Manusia yakin bahwa
kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan
hidup ini disebut llberalisme.Kebebasan akal
menimbulkan kebebasan bertingkah
laku dan berbuat, walaupun tingkah
laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akallebih ditekankan pada setiap individu. karena itu individu yang berakal (berilmu dan
berteknologi tinggi) dapat menguasai
individu yang berpikir
rendah (bodoh).
(c) Aliran
Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan
gaib dan juga akal. kekuatan gaib aninya
kelruatan yang berasal dan Tuhan,
percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan
aka! adalah dasar kebudayaan,
yang menentukan benar tidaknya
sesuato. Segala sesuatu
dinilai dengan akal, baik sebagai
logika berpikir maupun
sebagai rasa (hati nurani). Jadi,
apa yang benac menurut
logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua
kemungkinan pandangan hidup. Apabila
keyakinan lebih berat didasarlcan pada logika berpildr, sedangkan hati nurani
dinomor duakan, kekuatan
gaib dari Tuhan diakui adanya
tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan
logika berpikir kolektif (masyarakat),
pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu
kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara
berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya
rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara
kolektif pandangan hidup ini disebut sosialime – religius. Kebajikan yang
dikehendaki adalah kebajikan menurut
logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat
karunia Tuhan.
Apabila kita kaji maka antara dua
pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika
berpikir kolektif, sedangkan pandangan
hidup sosialisme religius menenkankan pada logika berpikir kolektif
individual.Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berpikir dari pada hati nurani,
sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan
hati nurani. Pandangan hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan
Tuhan, sebaliknya sosialisme religius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.
F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK
Manusia pasti mempunyai pandangan
hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memeperlakukan pandangan
hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan
pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang
memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan,
ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita
seharusnya rnernpunyai langkah-langkah
berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnernpunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan
pandangan hidup sebagai
sarana mcncapai tujuan dan
cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat
bagi rnanusia yaitu rnerupakan tahap
pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan
sadar bahwa sctiap manusia itu pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita
dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan
bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu bel urn turun ke dunia. Adam dan
hawalah dalam hal ini yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka
rnernpunyai pandangan hidup yang
digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai mahluk yang
bernegara dan atau beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam
beragama, khususnya Islam, kita
rnernpunyai pandangan hidup yaitu
AI-Qur’an, Hadist dan ijmak Ulama, yang rnerupakan satu kesatuan dan lidak
dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya.
(2)
Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan
hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan
pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu
juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya
kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya
itu mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana
Al Qur’an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai
suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam
Agama Islam.
Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti
apa yang terdapat dalam pandangan
hidup itu.
(3) Menghayati
Langkah selanjutnya
setelah mengerti pandangan hidup
adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran
yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan
menghayati nilai-nilai yang terkandung didalanmya, yaitu dengan
memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan
hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh
dalam rangka menghayati
ini, menganalisa hal-hal
yang berhubungan dengan
pandangan hidup, bertanya
kepada orang yang
dianggap lebih tabu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup
itu atau mengenai pandangan hidup itu
sendiri. Jadi dengan menghayati
pandangan hid up kita akan memperoleh
mengenai kebenaran tentang pandangan
hidup itu sendiri.
Yang perIu
diingat dalam langkah
mengerti dan menghayati
pandangan hidup itu, yaitu
harus ada. Sikap
penerimaan terhadap pandangan
hidup itu sendiri. Dalam sikap penerimaan
pandangan hidup ini
ada dua altematif
yaitu penerimaan secara
ikhlas dan penerimaaan secara
tidak ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai
mengerti dan menghayati ini ada sikap
penerimaan dan hal lain merupakan
langkah yang menentukan terhadap langkah selanjutnya.
Bila dalarn mengerti dan
menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah selanjutnya akan
memperkuat keyakinannya. Akan
tetapi bila sebaliknya
langkah selanjutnya tidak
berguna.
(4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan
segi kemasyarakatan maupun
negara dan dari kehidupan
di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan
hidup yang telah kita hayati itu.
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh
suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini
berarti secara langsung
ada penerimaan yang ikhlas
terhadap pandangan hidup itu.
Adanya sikap menerima
secara ikhlas ini maka
ada kecenderungan untuk selalu
berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu
dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam meyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab
dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar
dirinya yang menyebabkan dirinya
tersugesti.
Contoh bahwa keyakinan itu
penting dalam tingkah laku. Kita sebagai umat yang beragama Islam yakin bahwa
Allah itu mempunyai sifat yang malla dari segala yang diantaranya adalah maha
mengetahui. Sifat maha mengetahui ini membuat orang yang meyakininya selalu
berbuat baik, Dalam hal ini adalah
keyakinan yang sebenar-benamya. Akan tetapi dalam kasus tertentu ada pula orang
yang walaupun meyakini, tetapi karena imannya tipis maka terpaksa melanggar
ketentuannya.
(5.) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal
yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka
kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat
dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di
masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi
kepada orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila
didasari oelh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai
dengan ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya
mengabdi kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu dari bayi sampai dapat
berdiri sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik kepada hal yang baik.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi
kepada orang tua kita dengan
perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan
tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
Jadi jika kita sudah mengenal,
mengerti, menghayati, dan meyakini
pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan
pakaian, baik dalam waktu tentram
Iebih-lebih bila menghadapi hambatan,
tantangan dan sebagainya.
(6) Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat
manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada
orang lain yang mengganggu dan atau mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung
untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan
bahwa dalam berpandangan
hidup itu dia telah
mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah dibuktikan
kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya rnaka
dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau
lainnya.
Proses mengamankan ini merupakan langkah
terakhir.Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan
bila belum mendalami langkah
sebelumnya lalu akan ada proses
mengamankan ini. Langkah yang
terakhir ini merupakan langkah
terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam
menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama
Islam dan berpegang teguh kepada
pandangan hidupnyaa,lalu suatu
ketika dia dicela baik secara
langsung ataupun secara
tidak langsung, maka jelas dia
tidak menerima celaan
itu. Bahkan bila ada orang yang
ingin merusak atau bahkan
ingin memusnahkan agama
Islam baik terang-terangan
ataupun secara diam-diam, sudah tentu
dan sudah selayaknya
kita mengadakan tindakan terhadap
segala sesuatu yang menjadi
pengganggu.
Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab
menurut kamus umum Bahasa
Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung
jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung,memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Tangung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.
Seorang mahasiswa mempunyai
kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi
kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Sudah
tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggungjawabannya.
Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah kadar
pertanggung-jawabannya.
Bila si mahasiswa malas belajar,
dan ia sadar akan hal itu. Tetapi ia tetap tidak mau Belajar dengan alasan
capek, segan dan lain-lain. Padahal ia menghadapi ujian.Ini berarti bahwa si
mahasiswa tidak memenuhi kewajibannya,berarti pula ia tidak bertanggung jawab.
Tanggung jawab adalah ciri manusia
beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena
ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula
bahwa pihak lain memerlukan pengabdian
atau pengorbanannya.Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran
bertanggung jawab perlu ditempuh
usaha melalui pendidikan,penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
B. MACAM-MACAM
TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang
memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia manghadapi manusia
lain dalam masyarakat atau
menghadapi lingkungan alamo Dalam usahanya itu manusia juga menuadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan
Tuhan. Dengan demikian
tanggung jawab itu
dapat dibedakan menurut keadaan manusia
atau hubungan yang
dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab,
yaitu :
(a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri
sendiri menuntut kesadaran setiap orang
untuk memenuhi kewajibannya sendiri
dalam mengembangkan kepribadian sebagai
manusia pribadi. Dengan demikian
bisa memecahkan
masalah-masalah kemanusiaan mengenai
dirinya sendiri Menurut sifat dasamya
manusia adalah mahluk bermoral,
tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang
pribadi maka manusia
mempunyai pendapat sendiri,
perasaan sendiri angan-angan sendiri.
Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan
bertindak. Dalam hal ini manusia
tidak luput dari kesalahan,
kekeliruan,baik yang disengaja
maupun tidak.
Contoh:
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun
sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap juga
ia lengah, dan terperosok ke
sebuah lobang. kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya
sendiri akan kejadian itu.Ia harus
beristirahat dirumah beberapa hari.
Konsekwensi tinggal di rumah beberapa
hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
(b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan
masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri. ayah-ibu
dan anak-anak. dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung
jawab kepada keluarganya. Tanggung
jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan. pendidikan, dan kehidupan.
Contoh
:
Seorang ibu telah
dikarunia tiga anak, kemudian oleh
sesuatu sebab suaminya
meninggal dunia, karena ia tidak
mempunyai pekeIjaan/tidak beketja pada
waktu suaminya masih
hidup maka demi
rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga
ia melacurkan diri.
Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bisa
diterima karena melacurkan diri tennasuk
tindakan di kutuk, tetapi
dari segi tanggung
jawab ia tennasuk orang
yang dipuji. karena
demi rasa tanggung
jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban menjadi
manusia yang hina
dan dikutuk.
(c) Tanggung
jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia
tidak bisa hidup tanpa bantuan
manusia lain. sesuai dengan
kedudukannya sebagai mahluk
sosial. Karena membutuhkan
manusia lain maka
ia hams berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut.
Sehingga dengan demikian
manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan
kepada masyarakat.
Contoh:
Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina
pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai pakaian
itu, bahkan penutup kepala
yang dikeramatkan pun semula
ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak
pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga.
Di dalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan
dibatalkan,karena timbul perselisihan antara pihak
kaum perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya
dari Hanafi juga. Ia berkata
pakaian mempelai yang masih sekarang
dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian secara zaman dahulu,
disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai
secara itu, sukalah urung
sahaja, demikian katanya dengan
pendek. Setelah timbul pertengkaran di
dalam keluarga pihaknya sendiri akhimya
diterimalah, bahwa ia
memakai smoking, yaitu jas hitam, celana
hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Tetapi waktu hendak
menutup kepalanya, sudah
berselisih pula. Dengan
kekerasan ia menolak
pakaian dester suluk,yaitu
pakaian orang Minangkabau. Bertangisan
sekalipun perempuan meminta supaya
ia jangan menolak tanda keminangkabauan
yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai,
bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap menolak
kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup
kepala, karena lebih
gila pula dari pada
anak komidi, bila memakai
dester saluk dengan baju smoking
dan dasi. Setelah ibunya sendiri
hilang sabamya dan memukul-mukul dada di
muka anak yang “terpelajar” itu, barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak,
sambil mengeluh dan teringat akan badannya yang sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala
itu, karena sekalian pengantar dan pasuinandan
(pengiring bangsa perempuan) sudah berkata bahwa mereka talc sudi
mengiringkan “mempelai didong”. Akhimya
Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, Meskipun
harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan
kesombongannya itu, Hanafi harus
menerima rasa antipati dari masyarakat
Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan)
(d). Tanggung jawab kepada
Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap
manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah,
maka ia harus bertanggung jawab kepada
negara.
Contoh:
1) Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang
tekenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan
guru isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah kalau
perbuataan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan
pengadilan.
2) Kumbakarna menolak perintah kakaknya, juga rajanya yaitu Rahwana
untuk berperang melawan rama, karena kakanya berbuat keburukan. Bukan
main Rahwana. Ia membangkit-bangkitkan hutang budi Kumbakama terhadap kerajan
Alengka. Kumbakama menyadari kedudukannya sebagai pang1ima perang, karena itu
berangkat juga ia ke medan perang menghadapi
Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan karena membela kakanya,
melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai panglima yang harus membela
negara ( Ramayana)
(e). Tanggung jawab terhadap
Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi
ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab Iangsnng
ternadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab
sud melalui berbagai macam agama Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan
segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun
manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab
dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan
berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia ternadap Tuhan sebagai
penciptanya, bahkan untuk memenuhi
tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas
tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan
din kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam
rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak
memenuhi kodrat manusia pada
umumnya yang seharusnya
meneruskan keturunannya yang sebetulnya
juga merupakan sebagian
tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.
C. PENGABDIAN
DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa
pengabdian dan pengorbanan.
Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik
yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan,
cinta, kasih sayang, hormat, atau
satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan
ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa
tanggung jawab. Apabila orang
bekerja keras sehari penuh
untuk mencukupi kebutuhan. hal itu berarti mengabdi
kepada keluarga.
Lain halnya jika kita membantu ternan dalam kesulitan, mungkin
sampai berhari-hari itu bukan pengabdian.
tetapi hanya bantuan saja.
Berikut ini diberikan
gambaran bagaimana orang tua mengabdi kepada putra-putrinya demi kebahagiaan keluarga mereka.
Sepasang suami
istri guru sekolah
dasar di sebuah
desa. Anaknya cukup banyak. yaitu 6 orang. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan keluarga besar
tesebut. si ibu tetap
bekerja sebagai guru.
karena tahu bahwa gaji
suaminya juga kecil, Si ibu di rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya
sebagai ibu rumah tangga,
karena memang tidak mampu membayar pembantu.
Untuk urusan pendidikan di sekolah
si bapak yang bertanggung
jawab, sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang
bersangkutan dengan rumah tanggga. Si Bapak mcmbimbing putra-putrinya dalam
belajar di rumah
malam hari. scdangkan siang hari
saling dengan praktek biologi
seperti menanam sayur.
memelihara ternak yang hasilnya
langsung dapat dimanfaatkan oleh
keluarga. Si ibu mcngajar putra-putrinya memasak, mencuci piring. mencuci pakaian.
membersihkan rumah. Anak-anaknya
yang mulai besar menjadi semacam
asistennya. Setelah
anak-anaknya mulai harus sckolah di
kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan harus memasak dan mencuci
sendiri yang sudah terlatih baik waktu di desa. Demikianlah
maka kamar itu makin
banyak penghuninya oleh adik-adik yang
juga menyusul kakak
untuk belajar di
kota. Sekali seminggu seorang
pulang untuk mengambil
uang dan perbekalan
di desa, dan sekali
sebulan ayah-ibu datang ke
kota untuk tetap mengakrabkan hubungan mereka
sebagai keluarga, sekaligus
mengontrol apakah anak-anaknya menjalankan
kewajibannya secara benar. Hal
demikian juga dilakukan oleh
keluarga itu waktu
anak terbesar harus masuk ke
perguruan tinggi. Pada waktu si sulung
sudah tarnat dan bekerja, ia pindah ke
tempat kerjanya dan berfungsi sebagai
donateur ternadap adik-adiknya.Walhasil seluruh putra-putri
keluarga guru tersebut dapat menamatkan
sekolahnya dan menjadi
sarjana. Sementara itu si bapak
dan ibu bertahan bekerja sebagai
guru di desa demi mengabdi kepada
putra-putrinya agar dapat
menjadi manusia yang hidupnya tidak sesulit
dirinya. Waktu mereka sudah
pensiun, mereka merasakan bahwa
pengabdiannya pada putra-putrinya juga sudah cukup, mereka merasa puas
karena mampu membekali putra-putrinya
dengan ilmu yang dijadikan kail
dalam menempuh kehidupan ini.
Orang tua itu
tidak membekali dengan
ikan, karena akan cepat habis tanpa bekas !
Manusia tidak ada dengan
sendirinya,tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia
wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti
penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan
tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengabdian kepada agama atau
kepadaTuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan
biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun di ladang Tuhan
karena kesadaran moralnya,karena panggilanTuhan. Mereka meningggalkan
keluarganya dan tidak akan berkeluarga,
Sehingga hampir seluruh waktu waktu, pikiran, tenaga maupun kegiatan
hanya tercurah untuk memuliakan Tuhan. Dalam agama yang tidak membedakan
manusia atas dasar ras ataupun bangsa itu, para biarawan atau biarawati
ditempatkandi daerah – daerah yangjauh dan terpencil.Semuanya dilakukan dengan
semboyan tugas sud. Selain pada gereja Katolik,pada agama Budha juga dikenal
biarawati atau biarawan dengan sebutan bhiksu dan bhiksuni dengan cara kehidupan
yang tidak jauh berbeda.
Pengabdian kepada negara dan bangsa
yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negeri yang bertugas
menjaga mercusuar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup
terpencil terpencil dari masyarakat ramai, sementara ito sctiap ban tiupan
angin kencang dan laut tidak pernah bernenti, apalagi bila terjadi badai.
Mereka bersunyi diri dalam rnengabdikan diri demi keselamatan kapal yang lalu
lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri di kota tidak dapat
dirasakan,mungkin sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti tahunan.
Kesenangandan kegembiraansesamapegawai negri haanya mereka bayangkan secara
terang di alam yang demikian sepi. Anak-anak mereka sulit berkembang sebagai
mahluk sosial, dan tebatas untuk dapat mengembangkan diri akibat terpencilnya
tempat tinggalnya. Dengan membandingkanmereka dan kehidupan kawan-kawannya di
kota atau di tempat yang lebih enak terasa arti pengorbanan mereka demi
keselamatan manusia lain, bangsa dan negara sendiri. Berapa banyakkah orang
yang mau dan mampu menghayati pengorbanan mereka itu.?
(b).
Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang
berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu
pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian
sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau
mendengarkan kotbah agama. Dari kisah
para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh
tauladan, bagaimana
scmestinya wajib berkorban. Berikut ini diberikan dua buah penggambaran.
Pangeran Sidharta Gautama dari
Kapilawastu diharapkan oleh ayahnya untuk kemudian menggantikan kedudukannya
sebagai raja. Tetapi, Pangeran tersebut lebih tetarik pada kehidupan pertapa
untuk memperoleh penerangan agung bagaimana caranya manusia dapat
membebaskan dirinya dari
sengsara (samsara) melalui
pelepasan (mokhsa) dan mencapai kehidupan abadi di sorga (nirvana). Ia
mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam istana, ia mengorbankan
kepentingan keluarganya, karena memandang bahwa kepentingan umat manusia yang
bodoh (avidhya) perlu didahulukan. Usahanya berhasil memperoleh penerangan agung di tcmpat pertapaan Bodh
Gaya, yang kemudian disiarkan kepada umat manusia. Ia rela mengorbankan duniawinya, keluarganya. demi
kepentingan umat manusia yang derajatnya
lebih tinggi. Ia menjadi seorang Budha yang akhimya tidak dilahirkan kembali dan
menjadi pendiri agama Budha.
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari
Allah untuk mengorbankan putra
tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat
sayang pada putranya tersebut, perintah Allah untuk mengorbankan tetap dipatuhinya. Allah menguji kesetiaan
dan besamya pengorbanan Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim tidak sampai hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah bertekad
setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti. bahwa putra yang mau
dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri-biri. Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah
lebih tinggi kadamya daripada pengorbanan oleh nabi ibrahim sekarang yang
ditiru oleh oleh umat Islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun
umat Islam di wilayah lain dengan mengorbanan temak untuk keperluan fakir miskin
pada hari raya Idul Qurban.
Perbedaan antara pengertian
pcngabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan
pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya.
Tetapi untuk kala pengorbanan dapat juga
diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan
akibat dan pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda,
pikiran, perasaan, bahkan
dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan
diserahkan secara ikhlas tanpa
pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa
ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak
menunjuk kepada perbuatan
sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan,
tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian
selalu dituntut pengorbanan,tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi, adalah
pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar disitu tanpa
menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus
oleh pihak berwenang usul
pengangkatannya, ia hanya bertanggung
jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat
/ bangsanya. Ia hanya
menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan
yang ia berikan berupa
tenaga, pikiran,waktu untuk kepentingan anak didiknya.
Dalam novel
berjudul “Siti Nurbaya”
karya Marah Rusli,
betapa besar pengorbanan gadis Siti
Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada
orang tua. Orang tua Siti
Nurbaya tidak mampu membayarhutang kepada Datuk Maringgih. Sebagai tebusannya,
Siti Nurbaya dibujuk agar bersedia kawin
dengan Datuk Maringgih, si tua bangka, walaupun
sebenamya ia sudah mengikat
janji dengan pemuda pujaannya
bemama Syamsul Bahri. Demi
pengabdian kepada bapaknya , Siti Nurbaya bersedia memutuskan hubungannya
dengan Syamsul Bahri dan mau dikawinkan dengan
Datuk Maringgih, walaupun
dcngan perasaan yang
sangat berat.
Manusia dan Kegelisahan
A. PENGERTIAN
KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata
gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga
kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram
hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya,
tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui
dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu.
Gejala tingkah laku atau gerak.-gerik itu umumnya lain dari biasanya,
misalnya berjalan mundar-mandir
dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala,
memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk
dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu
ekspresidari kecemasan.Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga
diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan
atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi
dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan
tidak tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa
berpendapat,bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan
kenyataan (obyektit), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah
suatu pengalaman perasaan
sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya
adalah sikap kcadaan dalam lingkungan seseorang
yang mengancam untuk
meneelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari
sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan
untuk menjadi takut kalau ia
berada dekat dengan benda-benda
tertentu atau keadaan tertentu
dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami
seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada
kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa
merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang
wanita yang pernah diperkosa oleh sejumlah
pria yang tidak bertanggung
jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecnemasan
akibat dan kenyataan yang pemah
dialami sangat terasa
bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya.
Karena seseorang tidak mampu
mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak keeil dan sangat berkesan akan nampak
kembali pada waktu ia sudah
dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan
yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu ccmas bila berhadapan dengan
orang yang seusia ayahnya, tetapi ada
pula yang memberikan reaksi membalik
karena ia mendendam, maka
ia berusaha selalu untuk ganti berbuat
kejam sebagai pelampiasannya
.
(b). Kecemasan neorotis
(syarat)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud, kecemasan
ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan
yang timbul karena
penyesuaian diri dcngan lingkungan. Kecemasan timbul karena
orang itu takut
akan bayangannya scndiri,
atau takut akan
id-nya sendiri, sehingga menekan
dan menguasai ego.
Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang
yang gelisah, yang selalu
mengira bahwa seseuatu
yang hebat akan terjadi.
Contoh:
Didi anak laki-laki berumur
10 tahun. Ia duduk di kelas
V SO. Pada suatu hari ia diberitahu ayahnya,
bahwa bulan depan ayahnya dipindahkan ke kota lain. Mereka sekeluarga harus
pindah. Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi
ia harus pindah sekolah di kota tempat ayahnya bertugas.
Ibu Didi nampak gelisah, karena
tinggal di tempat yang lama ia sudah
betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu.
Lebih-Iebih Didi, karena baik di kampung maupun
di sekolah Didi banyak kawannya.
Karena itu ia takut kalau di tempat yang bam kelak ia tidak akan merasa betah.
Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa,
ikut pindah bagaimana di
tempat yang bam
nanti. Ia takut pada bayangannya
sendiri.
(2) Bentuk
ketakutan yang tegang dan
irrasional (phobia). Bentuk
khusus dari phobia adalah, bahwa
intensitet ketakutan melebihi
proporsi yang sebenamya
dan obyek yang ditakutkannya. Misalnya
seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet.
Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut,
setelah dianalisis; ketika masih
kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya. satu untuk dia dan satu untuk adiknya.
Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan
balon adiknya, sehingga ia
mendapat hukuman yang
keras dari ayahnya.
Hukuman yang didapatnya
dan perasaan bersalah menjadi
terhubung dengan balon
karet.
(3) Rasa
takut lain ialah
rasa gugup, gagap
dan sebagainya. Reaksi
ini munculnnya secara
tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan
seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat
menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun
ego dan superego melarangnya.
Contoh:
Seseorang yang tidak biasa
menyanyi atau bicara didepan umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato. maka ia gelisah, gemetar, dan
hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau menyanyi.
(c). kecemasan
moril
Kecemasan moril disebabkan karena
pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki
bermacam-macam emosi antara lain:
iri, dendam, dengki, marah,
gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan
sebagian dari pernyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat Oleh karena
itu sering alasan untuk iri,
benci, dengki itu kurang
dapat dipahami orang
lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah
sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan
manusia akan merasa khawatir,
takut, cemas, gelisah
dan putus asa.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka
dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai
kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan.
Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan
moril.
B. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita
kaji, sebab-sebab orang
gelisah adalah karena
pada hakekatnya orang takut
kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman
dari luar maupun dari
dalam.
Contoh:
Bila ada suatu tanda bahaya
(bahaya banjir, gunung meletus,
atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena
bahaya itu mengancam akan hilangnya
beberapa hak orang
sekaligus. misalnya hak
hidup, hak milik,
hak memperoleh perlindungan, hak
kemerdekaan hid up, dan
mungkin hak nama
baik.
C.
USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan
ini pertama-tama harus mulai
dari diri kna scndiri, yaitu
kita harus bersikap tenang.
Dengan sikap tenang
kita dapat berpikir
tenang, sehingga segala kesulitan dapat
kita atasi.
Contoh
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang
sakit, justru tidak dapat merasa
tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila
menghadapi keluarganya yang
sakit, karena ia
merasa khawatir. Dalam
hal ini dokter itu harus
bersikap seperti menghadapi
pasien yang bukan
keluarganya.
Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam
mengatasi kegelisahan atau
kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran; pertama-tarna, kita tanyakan kepada diri kita sendiri
(introspeksi). akibat yang paling buruk
yang bagaimanakah yang akan kita
tanggung atau yang akan terjadi, mengapa
hal itu terjadi, apa penyebabnya dan
sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan olch kecernasan tersebut dan
bila kita tidak dapat mengatasinya,
kita dapat mempersiapkan diri
untuk menghadapinya,karena
tidak semua pengalaman
di dunia ini
menyenangkan. Yang kedua kita bersedia
menerima akibatnya dengan
rasa tabah dan
senang hati niscaya kecemasan tersebut
akan sima dalam jiwa kita. Dan yang ketiga, dengan bersama-sama berjalannya waktu kita
dapat mencoba untuk
memperkecil dan mengurangi
keburukan-keburukan akibat timbulnya
kecernasan,dengan demikian kita
akan tidak merasakan lagi adanya
rasa kecemasan / kegelisahan
dalam jiwa.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling
ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan.Kita pasrahkan
nasib kita sepenuhnya
kepada-Nya, kita harus
percaya bahwa Tuhanlah Maha
Kuasa. Maha Pengasih, Maha penyayang dan
Maha Pengampun.
D. KETERASINGAN
Keterasingan berasal
dari kata terasing. dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti
sendiri, tidak dikenal
orang. sehingga kata
terasing berarti, tersisihkan
dari pergaulan, terpisahkan dari
yang lain. atau terpencil. Jadi kata
keterasingan berarti hal-hal yang
berkenaan dengan tersisihkan
dari pergaulan,terpencil atau
terpisah dari yang
lain.
Terasing atau
keterasingan adalah bagian
hidup manusia. Sebentar
atau lama orang pemah
mengalami hidup dalarn
keterasingan, sudah tentu
dengan sebab dan
kadar yang berbeda satu
sarna lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima
atau tidak dapat dibenarkan oleh
masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang,
sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam
masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat
dibenarkan itu selalu menimbulkan
keonaran dalam masyarakat, sifatnya
bertentangan dengan atau
menyentuh nilai-nilai
kemanusiaan. Hal itu akan
merugikan harta, nama
baik, martabat, harga diri
orang lain. Karena itu orang
yang berbuat itu dibenci oleh masyarakat dan berada dalam
keterasingan. Perbuatan itu misalnya
mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang, sombong.
Keterasingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh
anggota masyarakat, ataupun oleh
institusi yang diciptakan oleh
masyarakat kepada si pelaku.
Maksudnya supaya si pelaku ini tidak
merugikan orang lain lagi
atau membuat gelisah orang
lain. dan si pelaku
dapat menjadi sadar, sehingga
dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan
nilai-nilai kemasyarakatan itu.
Kesadaran itu mungkin dapat
terjadi apabila orang
itu terasing yang membuat
ia gelisah.
Keterasingan yang
dipaksakan oleh manusia
lain dalam masyarakat misalnya,
tidak simpati, tidak mau berurusan,
tidak mau mendekati, tidak mempedulikan,
memboikot, bahkan mengisolasi
di pelaku. Apabila
dengan perilaku masyarakat
ini masih tidak
mempan menyadarkan si pelaku itu,
maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh istitusi yang diciptakan masyarakat misalnya
pengadilan.
Orang yang
bersikap angkuh, sombong.
besar kepala, tidak
menghonnati orang lain selalu
akan tersisih dari pergaulan
masyarakat, karena perilaku semacam
ini tidak disenangi dan
dibenci oleh masyarakat.
Orang lain akan merasa tersentuh
nilai-nilai kemanusiaannya
apabila bergaul dengan
orang angkuh, sombong.
dan tidak menghonnati orang lain.
Karena itu ia dibenci orang lain.
sehingga membuat ia dalam
keterasingan.
Dalam karya sastra Abdul
Muis yang berjudul
“Salah Asuhan”, Hanafi
yang berpendidikan Barat adalah
tipe orang yang sombong, angkuh, tak
menghonnati orang lain. Ia
menganggap rendah dan
kolot masyarakat
Minangkabau, sehingga ia
terasing karena dibenci, tak
disukai oleh masyarakat sekitarnya.
Dikalangan teman-temannya sendiri ia
dibenci dan dijauhi karena
sifatnya yang
membeda-bedakan teman-temannya. Ini terbukti
ketika ia bersama istrinya
Corrie de Busye mengadakan pesta
makan malam di rumahnya di
Jakarta. dengan mengundang teman-temannya tetapi
yang diundang hanya
ternan-ternan tamatan sekolah di
Negeri Belanda Pembedaan seperti ini tak
disenangi oleh teman-temannya. sehingga
tak seorangpun yang hadir pada malam itu. Hanafi dan Corrie
istrinya dalam keterasingan.
Kekurang yang ada pada diri seseorang dapat juga
membuat keterasingan. Dalam
hal ini bukan masyarakat
yang membuat orang
itu terasing. melainkan dirinya
sendiri karena ketidak mampuan
atau karen a membuat
kesalahan. Ketidakmampuan atau
kesalahan ini berpengaruh pada
nama baik atau
harga diri atau
martabat orang yang
bersangkutan. Ketidakmampuan
disini meliputi kekurangan
ilmu pengetahuan yang
dimiliki ataupun
ketidakmampuan fisiko Kurang ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang belurn
sampai pada taraf tertentu yang dihadapinya sekarang.
Dengan demikian orang
yang bersangkutan tidak
japat menyesuaikan diri
dengan masyarakat ilmiah
yang dihadapinya Karena itu ia merasa
gelisah, terasing.
Kesalahan yang dibuat
seseorang juga dapat membuat
orang itu dalam keterasingan, dan karena
itu ia merasa gelisah.
E. KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi
atau lengang, sehingga kata kesepian
berarti merasa sunyi atau lengang. tidak
berteman. Setiap orang pemah mengalami kesepian, karena kesepian
bagian hidup manusia,
lama rasa sepi itu
bergantung kepada mental orang dan
kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya
kesepian
Bermacam-macam penyebab teIjadinya kespian. Frustasi dapat
mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti
itu orang tidak mau
diganggu, ia lebih senang dalam
keadaan sepi, tidak suka bergaul,
dan sebagainya. la lebih
senang hidup sendiri.
Contoh
Pangeran Sidharta meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian dan ketidakpastian. Karena
frustasi menyaksikan
kontradiksi keadaan istana dengan
keadaan luar istana yang penuh
penderitaan, maka ia meninggalkan istana pergi ke tempat yang sepi, mencari
hakekat hidup.
Bila kita perhatikan
sepintas lalu keterasingan
dan kesepian itu
serupa tetapi tidak
sarna, namun ada hubungannya.
Beda antara keduanya hanya terletak pada
sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan
akibat sikap sombong. angkuh,
kaku, keras kepala, sehingga dijauhi ternan-ternan sepergaulan. Karena
ternan-ternan menjauhi, maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing.
terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap
rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang
yang bersikap sombong.
Orang yang bersikap
rendah diri, pemalu,
minder. merasa dirinya
kurang berharga dibanding orang lain.
maka orang itu lebih suka menyendiri. Karena
menyendiri itu akibatnya
kesepian.
F. KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata
tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu,
tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul
yang jelas. Ketidak pastian
artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan,
tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul
yangjelas. ltu semua adalah akibat
pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan
oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian tentang
lulus atau tidak
dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat
orang gelisah.lulus atau tidak
lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan. karena
status dari karir itu terancam.Karena ketidakpastian itu status
yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang,
berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
G. SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya terganggu
tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam
berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan
pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang barn. Kalau toh ia dapat
berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan
tanda-tandaobsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar,kehilangan
pengertian,kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat
berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa
jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya
tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh
penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh:
Seorang pedagang yang maju pesat,
pada suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya.
Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia
merugi.
2. Phobia
lalah rasa ketakutan yang tak
terkendali,tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui
sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
lalah adanya keragu-raguan
tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari
melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
Contoh:
a.Keinginan untuk mengambil
barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikan ingin
membeli, mampu juga dia (kleptomania)
b.Keinginan minum minuman keras.
Orang itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan
minumnya tak dapat dibendung.
4. Histeria
lalah neorosa jiwa yang
disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan,
kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
Contoh:
Ketika Ibu Bakri sedang melayani
anaknya makan, datang orang-orang mengetuk pintu, mengucap salam. OIjawabnya
dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung
jenazah yang ditutupi kain. Ibu
itu langsung bertanya siapa
itu ? .. itu kan bukan
Kang Bakri !” semua
orang yang ditanya
diam. Akhimya dia
berteriak histeris lalu pingsan (film orang-orang laut)
5. Delusi
Menunjukkan pikiran
yang tidak beres,
karena berdasarkan suatu
keyakinan palsu. Tidak dapat
memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman. Delusi ini ada tiga
macam, yaitu :
a. Delusi persekusi
: menganggap keadaan sekitamya
jelek. Seseorang yang
mengalami delusi persekusi tidak mau
mengenal tetangga kiri kanan
karena menganggap jelek.
b. Delusi keagungan
: menganggap dirinya orang
penting dan besar.
Orang seperti itu biasanya
gila honnat Menganggap orang-orang
disekitamya sebagai orang-orang
tidak penting. Akhimya semua
orang menjauhi juga.
c. Delusi melancholis : merasa
dirinya bersalah, hina,
dan berdosa. Hal
ini dapat mengakibatkan buyuten atau
dikenal dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot
tak terkuasa lagi.
Contoh:
Pak Joyo orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi
karena takutnya, ia gemetar, keringat dingin mengucur, ditanya
ini itu tak bisa menjawab,
mulutnya gemetar. Akhimya
jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6. Halusinasi.
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.
Dengan sugesti diri orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang
mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang
karena halusinai orang merasa mendapat
tekanan-tekanan terhadap
dorongan-dorongan dasarnya, sehingga
dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan
itu menemukan sasarannya. Ini nampak
dalam perbuatan perbuatan
penderita. ( penderita
itu dapat menyadari perbuatan
itu, tetapi tidak dapat menahan
rangsang khayalan sendiri)
7. Keadaan Emosi
Dalam keadaan tenentu seseorang
sangat berpengaruh oleh emosinya. lni
nampak pada keseluruhan
pribadinya: gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira
dengan gerakan lari-larian, nyanyian,
ketawa atau berbicara. Sikap
ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bemafsu, tidak
bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu
bahasa, tennenung, menyendiri.
Contoh:
Dalam liburan,
seperti biasa Samsulbahri pulang
ke kampungnya,dan biasa pula setiap pulangnya Samsul bennain ke rumah Nurbaya,
bekas pacamya. Kedatangan Samsul di
rumah Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsulbahri
oleh Datuk Maringgih,
suami Nurbaya. Melihat
itu Samsul bahkan menghamtam si tua bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya
keluar melihat kejadian
itu gemetar, jatuh
terus meninggal ( Siti Nurbaya, Marah Rusli )
H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang yang
tidak dapat berpikir
dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya.Untuk dapat menyembuhkan keadaan
itu bergantung kepada mental si penderita. Andai kata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga
tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah,
yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia
atau jenis takut bisa dilatih
dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu,
dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau
angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya, tetapi
mungkin tidak. Andai kata
mereka sadar, kesembuhan
itu adalah karena pengalaman.
Jadi yang menyembuhkan masyarakat
sekitamya dan dirinya sendiri.
Post By :
Post By :
- https://bagaskawarasan.wordpress.com/2012/12/08/tugas-1-ilmu-budaya-dasar-ibd-tinjauan-tentang-ilmu-budaya-dasar/
- https://robyyuliardi.wordpress.com/2013/05/23/tinjauan-tentang-ilmu-budaya-dasar/
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/03/14/manusia-dan-kebudayaan/
-http://imstuff-it.blogspot.com/2013/04/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam.html
- http://afriduarchan.blogspot.com/2015/04/manusia-dan-cinta-kasih_21.html
- https://mariefrancis65.wordpress.com/2013/12/03/makalah-tugas-ibd-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-keindahan/
- https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/17/manusia-dan-keadilan/
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/01/manusia-dan-tanggung-jawab/
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/09/manusia-dan-kegelisahan/
- http://sap.gunadarma.ac.id/upload/KU-000204.pdf/
alanya
ReplyDeleteamasya
ankara
antakya
antalya
SJUİ
https://saglamproxy.com
ReplyDeletemetin2 proxy
proxy satın al
knight online proxy
mobil proxy satın al
F8W